DAMPAK
PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
NIM
: 6111121032
ILMU
PEMERINTAHAN ANGKATAN 2012
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah, saya ucakan
kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka saya bisa menyelesaikan
sebuah karya tulis pengantar sosiologi berjudul "Dampak Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Terhadap
Kehidupan Masyarakat” . Makalah ini
dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya mengucapkan
terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Bandung,26
Mei 2013
Eva
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat merupakan kumpulan individu dan
kelompok yang membentuk organisasi sosial yang bersifat kompleks. Dalam
organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai dan norma-norma sosial yang
berfungsi sebagai aturan-aturan untuk bertingkah laku dan berinteraksi
dalam kehidupan masyarakat. Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para
sosiologi telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum
perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan
terjadinya perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan
hidup manusia. Adapula yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya
perubahan sosial manusia. Adapula yang berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya
perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti
misalnya perubahan dalam bentuk unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau
kebudayaan. Kemudian adapula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial
berupa pendidik-non pendidik.
Kita juga
mengenal perubahan penduduk. Perubahan itu sendiri merupakan suatu perubahan
sosial. Disamping itu perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab
timbulnya perubahan sosial dan budaya. Bilamana suatu daerah baru telah
dipadati penduduk, maka kadar keramah tamahannya pun akan menurun, kelompok
sekunder akan bertambah jumlahnya, struktur kebudayaan akan menjadi lebih
rumit, dan masih banyak lagi perubahan yang akan terjadi. Masyarakat yang
keadaannya stabil, mungkin akan mampu menolak perubahan, tetapi masyarakat yang
jumlah penduduknya meningkat cepat, akan dengan cepat terimbas perubahan
walaupun secara cepat atau lambat.
Teori-teori mengenai
perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan
sosial dengan perubahan kebudayaan. Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan
sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan sosial merupakan
bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua
bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan
perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial.
Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu kedua-duanya
bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan
dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Masyarakat
yang terlintas dipersimpangan jalan lalu lintas dunia selalu merupakan pusat
perubahan. Karena kebanyakan masyarakat yang terdekat hubungannya masuk melalui
difusi, maka masyarakat yang terdekat hubungannya dengan masyarakat lain
cenderung melalui perubahan tercepat pula. Sebaliknya, daerah yang terisolasi
merupakan pusat kestabilan, konservatisme dan penolakan terhadap perubahan.
Hampir semua suku yang sangat primitif juga merupakan suku-suku yang amat
terisolasi, misalnya suku Badui, Dayak, Asmat dan lain-lain. Bahkan masyarakat
yang berbudaya pun isolasi menyebabkan adanya kestabilan budaya.
Jika suatu masyarakat belum
merasa membutuhkan suatu kebutuhan yang sangat mendesak, maka masyarakat
tersebut akan tetap menolak perubahan, hanya kebutuhan yang dianggap perlu oleh
masyarakat yang memegang peran menentukan.
Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan ke dalam
beberapa bentuk.
·
Perubahan lambat
Penduduk yang mengagung-agungkan masyarakat
masa lampau, nenek moyang dan terikat oleh tradisi dan keagamaan akan
berubah secara lambat dan terpaksa. Bila suatu kebudayaan secara relatif tetap
bersifat statis dalam jangka waktu yang
lama, maka orang-orang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan tersebut
seharusnya tetap demikian seterusnya. Yang secara tidak sadar mereka bersifat
etrosentrisme.
· Perubahan cepat
Masyarakat yang berubah secara cepat dapat
memahami perubahan sosial. Para anggota masyarakatnya bersikap skeptis dan
kritis terhadap beberapa bagian dari kebudayaan tradisional mereka dan selalu
berupaya melakukan eksperimen-eksperiman baru.
1. Perubahan kecil dan perubahan besar
2. Perubahan yang dikehendaki (intended-change)
3. Perubahan yang tidak dikehendaki
PEMBAHASAN
1). Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara
umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya
struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif,
sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat.
Tetapi
perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain
tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami
perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau
tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya
perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu
ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang
berlangsung dengan cepat.
Pengertian perubahan sosial adalah
perubahan perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam
aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan
dari faktor lingkung an, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan
geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada
lembaga kemasyarakatannya.
1.1.
Contoh Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
Pada hakikatnya, perubahan sosial
dalam masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Untuk mengetahuinya,
mari kita simak bersama uraian berikut ini.
1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat atau evolusi
memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan
kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi
dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya
berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul
sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan yang berlangsung secara
cepat dinamakan dengan revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi
dapat direncanakan terlebih dahulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat
dijalankan tanpa kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu
perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.
Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi-sendi pokok
kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antarmanusia.
Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan.
Secara sosiologis, persyaratan
berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai.
a. Harus ada keinginan dari
masyarakat banyak untuk mengadakan perubahan. Di dalam masyarakat harus ada
perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai
keadaan yang lebih baik.
b. Ada seorang pemimpin atau
sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung
keinginan atau aspirasi dari rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut
menjadi suatu program kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat
dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh
suatu ideologi tertentu.
e. Harus ada momentum yang tepat
untuk mengadakan revolusi, yaitu saat di mana keadaan sudah tepat dan baik
untuk mengadakan suatu gerakan.
3. Perubahan Kecil
Pada zaman dahulu, kaum perempuan di
Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya. Seiring dengan perkembangan
zaman dan perubahan mode, model pakaian yang mereka kenakanpun mengalami
perubahan. Ada yang memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos, dan
lainlain. Contoh tersebut merupakan suatu bentuk perubahan kecil.
Apa yang kamu ketahui mengenai
perubahan kecil? Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti
bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar
Perubahan besar adalah suatu perubahan
yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam
sistem kerja, sistem hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi
masyarakat. Contohnya kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan
berbagai perubahan, seperti semakin sempitnya lahan, terjadinya banyak
pengangguran tersamar di desa-desa, dan lainnya.
5. Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan
yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak
yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihakpihak ini dinamakan agent
of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat
adalah dengan rekayasa sosial ( social engineering ), yaitu dengan
sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu. Cara ini sering pula
dinamakan perencanaan sosial ( social planning ). Contohnya, lahirnya
undang-undang pemilu yang merubah tata cara pemilihan presiden dan wakil
presiden di Indonesia. Saat ini rakyat memilihnya secara langsung.
6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Pada tanggal 27 Mei 2006 di
Jogjakarta dan Jawa Tengah diguncang gempa yang mengakibatkan banyak penduduk
kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Banyak fasilitas umum, seperti jalan,
sekolah, dan rumah sakit rusak. Dengan demikian aktivitas masyarakat menjadi
lumpuh. Peristiwa yang tidak mereka kehendaki tersebut telah menyebabkan
terjadinya perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu terjadi di luar jangkauan
pengawasan masyarakat dan tidak bisa diantisipasi atau diprediksi sebelumnya.
Dalam sosiologi, perubahan tersebut biasa disebut dengan perubahan yang tidak
dikehendaki karena menimbulkan akibatakibat sosial yang tidak diharapkan oleh
masyarakat.
7. Perubahan Struktural
Perubahan struktural adalah
perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam
masyarakat. Contohnya perubahan sistem pemerintahan dari monarkhi ke sistem
pemerintahan republik.
8. Perubahan Proses
Perubahan proses adalah perubahan
yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan
dari perubahan sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum dalam pendidikan.
Sifatnya menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam perangkat
atau dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
2). Pengertian Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial budaya adalah perubahan pada
kebudayaan atau kebiasaan pada masyarakat. Perubahan sosial budaya dipengaruhi
oleh faktor dari luar masyarakat (dari masyarakat lain). Perubahan sosial
budaya bisa merubah struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek
lainnya. Perubahan ini bisa terjadi pada salah satu anggota masyarakat atau
seluruh lapisan masyarakat.
2.1.
Contoh Perubahan Kebudayaan Di Masyarakat
1. Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa
saja terjadi. Dahulu semua masyarakat menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring
dengan kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi
sedikit anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan
pakaian yang menjadi trend di daerah itu. Seperti contoh, sekarang adalah
jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan
menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea. Namun, masyarakat tetap
tidak meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap menggunakannya dalam acara
tertentu. Seperti pakaian adat Bali yang digunakan setiap kali mereka
sembahyang di pura.
2. Model Rambut
Model rambut juga banyak berubah. Bahkan
masyarakat cenderung merasa harus mengikuti trend tersebut jika tidak mau
dikatakan ‘jadul’ atau ‘culun’. Pengaruh terbesar adalah model rambut ‘punk’
yang membuat banyak remaja mengikuti model rambut dan gaya hidup orang dengan
model rambut tersebut.
3. Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan
seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai
punah karena anak bangsa tidak suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka
lebih suka mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy. Namun, masih banyak
kesenian populer Indonesia yang masih bisa bertahan sampai sekarang.
4. Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah.
Namun, banyak juga bahasa yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena
mereka lebih berminat untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut
jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung
hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di daerah tersebut.
5. Masuknya Budaya Barat
Budaya di Indonesia telah banyak tercampur
dengan budaya asing. Itu mungkin disebakan karena kebudayaan itu lebih menyenangkan
dibandingkan budayanya sendiri. Seperti budaya hari Valentine dan pesta ulang
tahun. Sebenarnya budaya asli Indonesia telah memiliki budaya yang mirip dengan
budaya tadi. Namun, budaya tersebut terkadang dianggap kurang meriah. Contoh
perubahan besar lainnya adalah penggunaan komputer dan alat-alat teknologi sebagai
pengganti buku untuk mencari tugas. Hal itu disebabkan oleh kemudahan
menggunakan alat-alat teknologi tersebut.
6. Cara Berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa
terjadi. Beberapa tahun lalu kita masih menggunakan surat untuk berkomunikasi
jarak jauh dan sekarang, dengan menggunakan jejaring sosial atau alat
komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi dengan cepat dan praktis.
Itulah contoh perubahan sosial budaya yang
terjadi pada masyarakat. Semua masyarakat pasti saja akan mengalami perubahan
sosial budaya. Namun, perubahan tersebut umumnya tidak dirasakan atau tidak
terjadi pada masyarakat terpencil.
3).
Dampak Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Terhadap Masyarakat
Adanya perubahan sosial budaya
secara langsung atau tidak langsung akan memberikan dampak negatif dan positif.
A. Akibat Positif
Perubahan dapat terjadi jika
masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Keadaan
masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment,
sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.
B. Akibat Negatif
Akibat negatif terjadi apabila
masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak
perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut
maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat
terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang
bersangkutan.
Apabila perubahan sosial budaya
tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan nilai dan norma
maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya
tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat
akan negatif.
Terdapat beberapa tanggapan masyarakat
sebagai dampak perubahan sosial yang
menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau
ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.
- Perubahan yang diterima masyarakat
kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan.
Hal ini karena setiap orang memiliki gagasan mengenai perubahan yang
mereka anggap baik sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan
bermacam-macam, sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka miliki.
- Perubahan mengancam kepentingan pihak yang
sudah mapan. Hak istimewa yang diterima
dari masyarakat akan berkurang atau menghilang sehingga perubahan
dianggapnya akan mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk
mencegahnya, setiap perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak
sesuai kepentingan kelompok masyarakat tertentu.
- Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan
sehingga setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi
kehidupan. Pembahan juga dianggap
membawa nilai-nilai baru yang modern.
- Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan seseorang ketinggalan
informasi tentang perkembangan dunia.
- Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi
dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
- Ketidaksiapan menghadapi perubahan. Pengetahuan dan kemampuan seseorang terbatas, dampak
perubahan sosial yang terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Akibat
atau dampak perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat dapat berbentuk antara lain sebagai
berikut :
1.
Pergolakan dan Pemberontakan
Proklamasi
dikumandangkan sebagai pernyataan kemerdekaan Indonesia dapat diterima di
berbagai daerah walaupun tidak secara bersamaan. Rakyat menyambut dan
mendukungnya. Oleh karena itu, segera dibentuk suatu tatanan dan kehidupan
sosial baru. Rangkaian peristiwa itu disebut revolusi. Adanya pergolakan dan
pemberontakan di berbagai daerah pascakemerdekaan, berlujuan untuk menjatuhkan
kedudukan penguasa pada saat itu, sekaligus menyatakan kelidaksetujuan mereka
terhadap ideologi pemerintah.
2.
Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi
protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Hal
itu terjadi karena setiap orang memiliki pendapat dan pandangan yang mungkin
berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu hal menimpa kepentingan individu
atau kelompok secara langsung sebagai akibat dari rasa ketidakadilan akan hak
yang harus diterima. Akibatnya, individu atau kelompok tersebut tidak puas dan
melakukan tindakan penyelesaian.
Protes
merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat
terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak langsung
sebagai rasa solidaritas antarsesama karena kesewenang-wenangan pihak tertentu
yang mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.
3.
Kriminalitas
Perubahan
sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap orang untuk
berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke arah yang
dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan
kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut
dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang karena
dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam
kehidupannya.
Perbuatan
kriminal yang muncul di masyarakat secara khusus akan diuraikan sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya
ketidaksamaan sosial. Akibatnya, tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang
sama. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran
yang berbeda-beda terhadap hak dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat
hak disesuaikan dengan kewajiban yang dilakukan.
4.
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Bangsa
Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki sistem administrasi yang bersih
dan berwibawa, bebas dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah
korupsi menyangkut berbagai aspek sosial dan budaya maka Bung Hatta (dalam
Mubyarto) mengatakan bahwa korupsi adalah masalah budaya. Apabila hal ini sudah
membudaya di kalangan bangsa Indonesia atau sudah menjadi bagian dari kebudayaan
bangsa akan sulit untuk diberantas. Akibatnya, ha! tersebut akan menghambat
proses pembangunan nasional. Untuk memberantas korupsi, tidak hanya satu atau
beberapa lembaga pemerintahan saja yang harus berperan, tetapi seluruh rakyat
Indonesia harus bertekad untuk menghilangkan korupsi.
5.
Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja merupakan disintergasi dari keutuhan suatu
masyarakat. Hal itu karena tindakan yang mereka lakukan dapat meresahkan
masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja disebut sebagai masalah sosial.
Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan yang disebabkan adanya
perubahan-perubahan sosial di masyarakat, seperti pergeseran fungsi keluarga
karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi
berkurang.
Selain
itu, pergeseran nilai dan norma masyarakat mengakibatkan berkembangnya sifat
individualisme. Juga pergeseran struktur masyarakat mengakibatkan masyarakat
lebih menyerahkan setiap permasalahan kepada yang berwenang. Perubahan sosial,
ekonomi, budaya, dan unsur budaya lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi.
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Perubahan tidak saja menggoyahkan budaya yang
berlaku, dan merusak nilai-nilai dan kebiasaan yang dihormati, tetapi tidak
menimbulkan akibat terhadap kebudayaan setempat. Bahkan inovasi tambahanpun
dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Teknologi modern menyebar ke
seluruh pelosok dunia. Sebagaimana disinggung pada sebelumnya, sampai
batas-batas tertentu semua unsur baru merusak budaya yang berlaku. Jika suatu
kebudayaan yang segenap unsur dan institusinya selaras serta terintegrasi
secara baik mengalami perubahan pada salah satu unsurnya, maka hal tersebut
akan mengacaukan ketahanan kebudayaaan. Karena kebudayaan mencapai aspek yang
saling berkaitan, maka pada umumnya kita akan merasa lebih mudah menerima
serangkaian perubahan yang saling berkaitan dari pada menerima serangkaian
perubahan yang saling berkaitan daripada menerima perubahan terpisah dalam
suatu waktu tertentu. Dan dalam masyarakat yang kacau para anggotanya, yang
mengalami hambatan dalam menemukan sistem perilaku yang cocok, akhirnya ikut
menjadi perilaku yang rapuh. Manakala mereka telah putus harapan untuk
menemukan cara hidup yang baik dan telah berhenti berupaya, maka mereka
dikatakan telah kehilangan semangat hidup (demoralized). Meskipun
perubahan kadangkala membawa kepahitan, namun penolakan tersebut bisa saja
mengakibatkan kepahitan yang lebih parah, karena perubahan tidak terlepas dari
keuntungan dan kerugian. Contoh keuntungan adalah dengan perubahan masyarakat
yang terisolir menjadi lebih maju dan tidak terbelakang, modernisasi dan
lain-lain. Perancangan sosial (social planning) mencoba mengurangi
kerugian perubahan, namun keberhasilannya masih diperdebatkan.
“Tingkat tertinggi integrasi sistem sosial yang paling mungkin
tercapai didasarkan pada seperangkat arti, nilai, norma hukum, yang secara
logis dan berarti konsisten satu sama lain dan mengatur interaksi antar
kepribadian-kepribadian yang turut serta di dalamnya. Tingkat paling rendah
dimana kenyataan sosio-budaya itu dapat dianalisa adalah pada tingkat interaksi
yang berarti antara dua atau lebih”.
DAFTAR PUSTAKA
- Horton,
Hunt, 1992.Sosiologi 2,
Erlangga, Jakarta
- Soekanto. S, 1990.Sosiologi Suatu Pengantar, Gatindo, Jakarta
- Johnson,
P.D, 1988.Teori Sosiologi Klasik dan
Modern I, Gramedia, Jakarta
- http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1992756-dampak-perubahan-sosial
budaya